Bumi pun terus berevolusi, tahun pun berganti dengan begitu meriahnya. Tanpa terasa perjalanan panjang di tahun 2013 sudah berakhir. Pelajaran itu pun kian berharga, mengawali tahun ganjil itu dengan keraguan memang tidaklah baik. Hingga akhirnya perjuangan itu pun tidak maksimal, namun setidaknya satu perjuangan itu berhasil tercapai dengan segala jerih payah itu.
Tinta merah, kertas di ciptakan bukan hanya untuk menerima tulisan dari tinta hitam maupun biru saja, ya tinta merah pun juga menuliskan rekam jejak tahun 2013. Suatu pelajaran berharga bagaimana harus belajar lebih menghargai waktu, materi , dan segala doa orangtua. Namun waktu tak akan berhenti begitu saja, segala perjuangan yang akhirnya menorehkan tinta merah pun perlahan kini di balas dengan torehan tinta hitam kembali tentunya dengan lembaran-lembaran baru. Kegagalan itu bukanlah alasan untuk menutup lembaran dan menyudahi tulisan pada tiap lembar kehidupan ini.
Perjalanan itu memberikan pelajaran lebih, puluhan anak dengan senyum yang lugu di tengah tahun 2012 yang terlihat di suatu desa yang dapat di katakan terpencil di sudut Enrekang. Senyuman yang teringat itu menyambut pena ini untuk mengeluarkan kembali tinta-tinta hitam yang kian redup, seolah memberi isyarat untuk menghapuskan tinta merah itu. Senyuman lugu dengan semangat yang cukup membara untuk sekedar menerima pelajaran dari sang guru. Perjalanan panjang di lewati bocah-bocah SMP itu untuk mengikuti kelas yang sejatinya membutuhkan waktu lama untuk mencapai sekolah mereka. Ingatak itu kian membaur dengan kerisahan pikiran dalam otak.
Tinta pun mulai menghitam, pertengahan tahun 3013 mulai mencoba menggunakan tinta hitam itu kembali. Perjalanan jauh, menyusuri kota demi kota untuk hanya memastikan tempat duduk baru dalam satu institusi. Dehaga itupun terasa lebih, sembari berpuasa sembari itu pula pelajaran menulis dengan tinta hitam dimulai. Berdampingan dengan mereka yang dulu selalu menyapa dengan ramah. Kini berbarengan menuju suatu hasil yang dapat di lampiaskan dengan senyuman. Tak sedikit kota tersambangi, tak sedikit orang yang menasehati, mungkin semua berjalan bersamaan dengan resolusi Bumi ini.
Senyum itu pun hadir, di penghujung bulan Ramadhan akhirnya sedikit memberi warna dalam lembaran tahun 2013. Dipastikan pena ini mendapat tempat duduk baru , memang bukan tempat yang istimewa namun setidaknya pena ini tidak terbuang begitu saja. Hari-hari baru terlewati dengan goresan tinta hitam, biru, hijau, dan pastinya bukan merah lagi.
Lembaran itu sangat berarti, tak ada di dunia ini yang tidak berguna. Mungkin dapat sedikit memberikan semangat untuk mencerna lembaran-lembaran yang sedikit tergores dengan tinta merah itu. Dari lembaran tahun ini, terciptalah warna-warni tinta yang nantinya di yakini menciptakan warna yang indah di kemudian hari. Lembaran 2 tahun lalu sudah memerikan banyak pelajaran yang sangat berarti,. Berawal dari niat dan tekad, pena itu mendapatkan keluarga baru, pena itu pun mendapat pelajaran tentang bagaimana cara untuk mengisi lembaran-lembaran yang masih kosong. Keluarga kecil yang isinya orang-orang keras dengan wawasan yang tak terbatas dan juga keluarga baru yang belajar menjadi lebih baik untuk kemudian hari. Ketika membaca lembaran tahun-tahun itu, mungkin sebagai tahun terberat, namun setiap kejadian selalu ada maknanya.
Syukurnya pena itu tak di lupakan, lembaran-lembaran lama mengingatkan kejadian-kejadian itu membuat suasana mendayu-dayu. Tak ada yang salah, mungkin lebih baik di bilang memang ini jalan yang harus dilalui. Berlembar-lembar terlewati, ketika mencoba menengok kembali lembaran lalu, keluarga itu pun masih memberikan tempat yang nyaman untuk di singgah. Tempat yang kini mungkin terasa asing untuk di rasakan. Namun mencoba lebih baik itu tidaklah salah. Dalam perjalanan menyongsong lembaran-lembaran baru sang pena selalu membutuhkan doa dari siapapun, doa keluarga itu pun selalu di harapkan untuk membantu penulisan lembaran-lembaran baru.
Biarkan pena itu menari diatas lembaran-lembaran baru, kini tinta sudah kembali hitam. Saat yang tepat untuk menari-nari memberikan tulisan yang indah untuk lembaran-lembaran selanjutnya. Bukan berawal dari tinta merah, namun berawal dari doa yang selalu mengiringi pena ini untuk memberikan tulisan terbaik dalam setiap lembaranya. Biarkan pena ini menuliskan kisah barunya untuk mencoba menghapus tinta merah yang sudah tertulis dan tidak dapat di hapus dalam lembaran-lembaran kehidupan ini.
SELAMAT TAHUN BARU 2014
Tangerang, 1 Januari 2014 18:25