Rabu, 05 Maret 2014

Si Manis Pohon Belimbing

Hilir mudik para pemuda menghampirinya.
Satu persatu mencoba bertatapan muka atau hanya sekedar menanyakan kabar.
Tak tau pasti sudah berapa pemuda yang sekedar bertemu atau datang bertamu menghampirinya.
Rasa manis ketika memandangnya memang tak dapat di pungkiri, pantas tak sedikit yang singgah.
*****
Pemuda tanggung ini pun mendapati rasa ketertarikan, mendekati dengan cara klasik, tak berlebihan.
Berharap bisa di terima dengan baik dan di bukakan pintu.
Memang tak mudah untuk menyinggahinnya, beberapa sudah meninggalkannya.
Namun tidak bagi pemuda tanggung ini, dengan ijin Tuhan ia di per silahkan untuk singgah.

Serang, 06.03.2014 11.07

Yakin, Mentari Kan Bersinar.

Jarum jam pun sudah lelah mengitari poros nya.
Angka-angka itu sudah terlalu sering untuk di lewati.
Diluar sana, awan gelap masih menyelimuti kesendirian ini.
Gelapnya perlahan menutupi terangnya obor di sudut jalan sana.
*****
Jarum-jarum itu pun terus berputar, sesekali terdengar dengan samar suaranya.
Perlahan di kejahuan ada cahaya menghampiri, menembus awan hitam, menuju beranda ini.
Sinar nya menyelinap melewati lubang-lubang rumah kosong ini, rumah yang hendak di huni.
Jendela, kursi atau bunga di meja pun tersinari di tengah ke rinduan yang kian sunyi ini.
Keluhan awan hitam usai sudah, seiring berlalunya hujan di mimpi.
Yakin, mentari datang memberi warna baru Beranda ini dan mengusir sepi, walaupun sepi itu indah.

Serang, di tengah suasana yang akan cerah